Desa Pamijen merupakan Desa yang secara geografis terletak diantara tengah-tengah perbatasan antara Kecamatan Sokaraja dengan Purwokerto, walaupun dekat dengan kota namun cara berfikirnya masih sederhana layaknya orang – orang Desa, solidaritas dan gotong royong pun masih terjaga dengan baik sampai saat ini.
Mata pencaharian masyarakat Desa Pamijen bervariasi seperti : Pegawai negeri, Wiraswasta, Buruh dll. Disini saya akan menceritakan masyarakat Desa Pamijen grumbul Tonjong yang sebagaian ada yang berfrofesi sebagai Buruh Tukang Tobong Bata.
Kegiatan ini biasanya dilakukan mulai sekitar pukul 06.00 pagi dini hari sampai dengan sore hari, semangat bekerja yang tertanam didalam diri mereka selalu melekat di jiwanya, tentu tujuanya tidak lain untuk mencukupi kebutuhan ekonomi dalam rumah tangga.
Dalam pembuatan Batu Bata Merah ada yang berjenis kelamin Laki – laki maupun Perempuan. Aroma asap, kayu dan sekam terbakar menyeruak di hidung.
Aroma tersebut merupakan aroma khas aktifitas pembakaran dari tempat pembakaran bata merah milik warga setempat.
Desa Pamijen merupakan salah satu sentra industri kecil rakyat khususnya pembuatan batu bata merah yang merupakan bahan pokok pembangunan rumah / gedung / tembok dan lain-lain. Setelah proses pembuatan Batu Bata itu jadi, untuk sistem penjualanya biasanya ada yang datang sendiri ke lokasi ada juga yang lewat broker atau marketing.
Harga Batu Merah sendiri dihargai dengan RP. 600,- rupiah per Bata Merah itu kalau mengambil sendiri, sebaliknya kalau diantar sampai kerumah harganya pun berbeda sekitar RP. 650,- rupiah.
Kendala yang dihadapi dalam proses pembuatan Batu Bata biasanya tergantung cuaca, dimusim terang biasanya bisa memproduksi sekitar 1000 Batu Bata Merah, tapi kalau di musim hujan biasanya hanya setengahnya dari 1000 menjadi 500 Batu Merah, mayoritas dalam pembuatan masih manual.
Demikian sekelumik cerita pendek dari aktivitas warga pamijen yang berprofesi sebagai Buruh Batu Bata.